Minggu, 13 Januari 2013

Ahli Kubur Bisa Mendengar Doa


Hb. Lutfi:Ahli Kubur Bisa Mendengar Doa

Tanya Jawab dengan Habib Lutfi,- Al Kisah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pada tanggal 12 Juni 2005 saya diajak ke makam Syeikh Subakir di Gunung Tidar, Magelang, oleh guru saya, K.H. Syekh Abdul Jalail bin Thoyyib Assa'id (Gus Jalil), Kudus. Beliau membaca berbagai bacaan yang selalu diikuti jemaah. Antara lain, Salamullah ya sadah dan seterusnya, Al-Fatihah, Yasin, Al-Wáqi'ah, Asma al-Husna, tahlil, kemudian ditutup dengan bacaan Maulid, dengan Asyraqal kaunubtihajah dan seterusnya. Adakah dasar-dasarnya amalan tersebut? Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

K.A. Rifai 



Jawaban:

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Doa para alim ulama dalam ziarah kubur pasti ada dasar-dasarnya. Ketakutan seorang ulama itu kepada Allah (Swt) sangat tinggi. Jadi mereka tidak mau berbuat sesuatu yang mengada-ada, yang tidak ada dasarnya, yang mengundang pertanggungjawaban di hari Kemudian. 

Contoh, mengambil sepotong ayat, "Dan Tuhanmu berfirman,
"Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (QS Al-Mukmin: 60).

Lalu bab perintah ziarah kubur dalam Hadist, "Dahulu aku melarang kamu ziarah kubur, sekarang berziarahlah." Namun banyak orang yang memotong Hadist ini, dan tidak dilanjutkan, jadi bunyinya hanya, "Aku telah melarang kamu berziarah kubur." Kalau tidak dilanjutkan, akan mengundang pertanyaan. Karena, dalam uslub (tata bahasa) dalam kalimat yang didahului dengan kata kerja madhi' (past tense, kata kerja lampau), kalau kata kerja lampau itu diucapkan, selalu mengundang pertanyaan: Lalu sekarang bagaimana?

"Dulu aku melarang kamu berziarah kubur", mestinya orang bertanya, sekarang bagaimana. Di sini, Hadist itu dilanjutkan oleh Rasulullah, "sekarang berziarahlah."

Tujuan orang berziarah, pertama, mengingatkan kembali kepada kita bahwa setiap manusia akan kembali kepada Allah. Kedua, mengingatkan kita, apa yang harus kita bawa (bekal) ketika keluar dari dunia yang fana ini. Ketiga, dzikr al-maut bertujuan untuk membangkitkan amal saleh, bukan untuk memupuk rasa takut mati, tapi takut kalau mati dalam keadaan yang buruk.

Berziarah kubur akan mendorong kita mengubah sikap serta amal yang tidak baik. Adapun doa-doa ziarah kubur, karena ada perintah dari Allah "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan", sangat luas. Kita bisa minta kepada Allah dengan perantaraan bacaan surah Al-Fatihah. Atau dengan lantaran bacaan Al-Qur'an yang lain. Dan pahala bacaan Al-Qur'an itu kita hadiahkan kepada para ulama yang kita cintai. Siapakah yang mengatakan doa seperti ini tidak sampai kepada Allah (Swt)? Kita tidak bisa mengklaim suatu doa itu sampai atau tidak kepada Allah, yang bisa mengetahui hanya Allah. Apalagi tentang mendoakan orang lain, shalat lima waktu kita saja kita tidak tahu, apakah diterima Allah atau tidak. Itu hak Allah. Jadi, perlu diingat, tidak ada satu tindakan pun yang dilakukan para wali maupun ulama yang saleh akan menyimpang dari keteladan Nabi dan para sahabat.

Bacaan, "Salamullah ya sadah" merupakan bagian dari ajaran Rasulullah (saw). Rasulullah kalau berziarah kubur mengucapkan salam,"Assalamu'alaikum, ya ahlul kubur, wal mukminin wal mukminat." Ada lagi Hadist, "Ya daril kaumul mukminin". Artinya, kalau Rasulullah memberikan salam kepada ahli kubur, berarti ahli kubur itu mendengar apa yang diucapkan Rasulullah. Bahkan telapak sandalnya saja mereka mendengar. Para ahli kubur mendengar setiap telapak kaki yang masuk ke kuburan. Apalagi orang membaca doa. Apalagi orang membaca Al-Qur'an. Apalagi orang membaca tahlil. Dari situlah, ungkapan "Assalamu'alaikum, ya darul mukminin" di dalamnya diteruskan oleh para alim ulama, "Salamullah, ya sadah minar-rahman yaghsyakum, ibadallah ji'nakum, qashadnakum thalabnakum". Itulah di antaranya luasnya doa ziarah kubur yang artinya, Semoga Allah memberikan keselamatan, wahai orang yang mulia, (keselamatan) dari Yang Maha Pengasih. Itu semua merupakan doa, permintaan kepada Allah, untuk siapa yang diziarahi, yaitu orang-orang yang dekat kepada Allah. Seperti kita mengucapkan kalimat "Assalamu'alaika ayyuhannabiyyu warrahmatullahi wabaraktuh, assalamu'alaina wa'ala 'ibadillahish-salihin."

"Assalamu'alaina" di sini memiliki arti yang luas. Sebab di sini lafalnya jamak. Namun secara terperinci sudah merangkum semuanya, dan diucapkan lagi oleh Baginda Nabi, karena cintanya Rasulullah kepada para salihin. Sedang di dalam kalimat tersebut, para salihin sudah termasuk di dalamnya. Seperti ketika shalat, kita senantiasa mengucapkan "Ihdinash-shirathal mustaqim, atau "tunjukkanlah kami jalan yang lurus." Di sini lafal tersebut menggunakan kata "kami", bukan "saya", untuk menunjukkan bahwa subjeknya umat Islam secara umum.

Senin, 05 November 2012

dari tulisan Habib Munzir




Kebahagiaan dan Kelembutan Nya semoga selalu menyelimuti hari hari anda,

Saudaraku yg kumuliakan,
negara ini mesti dibenahi, bukan dihancurkan, kiranya maksud anda adalah merevolusi negara ini kah saudaraku?, lalu berapa ribu orang yg akan dikorbankan demi niat ini?, perpecahan akan terjadi antara muslimin,

anda lihat kini, undang undang pornografi..., siapa yg mengkontra..?, muslimin.., siapa yg setuju..?, muslimin..

maka muslim beradu dengan muslim, orang orang kafir hanya tepuk tangan menonton, satu suka dg pornografi dg alasan seni, yg lainnya benci pornografi, mereka berkelahi, orang kafir tertawa saja melihat perbuatan muslimin ini, mereka tak perlu turun tangan, sudah hancur sendiri muslim ini

coba anda teriakkan sekarang untuk menegakkan syariah islam, siapa yg menghalangi dan mengkontra anda?, kuffar..?, bukan.., tapi muslimin..

Perjuangan Para Wali dengan Penuh Damai

anda lihat islamnya negara ini, apakah dengan pasukan?,politik?, senjata?, harta?, tidak.
sembilan orang berjiwa Muhammad saw terjun ke pulau jawa, mereka tak membawa pasukan, mereka tak membawa harta yg banyak, mereka tak tahu politik, bahkan bahasa setempat pun mereka tidak tahu, namun dalam waktu yg singkat pulau jawa dari ujung Banten hingga Banyuwangi rata dengan kalimat Tauhid,

semua panglima dan kerajaan tunduk.. inilah kekuatan ilahi, inilah pembenahan dari bawah, mereka para wali terus merangkul para fuqara, merangkul para penguasa, merangkul para pengusaha, bahkan menikah dg anak anak sultan dan raja, sehingga terbentuk lah pulau islam ini menjadi negara muslimin terbesar dimuka Bumi.

mereka tak gembar gemborkan khalifah dan kerajaan, tapi semua penguasa tunduk pada mereka.

beda dengan sebagian muslimin masa kini, mereka terus gembar gembor mendirikan negara islam, namun mereka tak berbuat apa apa, mereka hanya mengajak perpecahan muslimin, pertumpahan darah, membuat muslimin sudah bobrok akan semakin bobrok dengan saling hantam satu sama lain, 

ini mereka namakan perjuangan islam, lalu menyalahkan orang oramg yg teguh dan sabar membenahi ummat.

masya Allah.., semoga Allah menyatukan semangat kita dengan semangat para pembela Rasulullah saw, para Wali Allah, para Shiddiqiin, dan para shalihin dalam satu semangat, amiin

Selasa, 23 Oktober 2012

Nama-Nama Habaib


Habib Luthfi bin ‘ali bin Hasyim bin Yahya
Habib Ali Al Jufri
Habib Munzir
Habib Syech
Habib Muhammad bin Nur bin Yahya (Kang Ayip)
Habib Hasan bin Muhammad bin Nur bin Yahya (Putranya Kang Ayip)
Habib Husein Mbrani
al-Habib Umar bin Hud al-Attas
Habib Abdurrahman Assegaf Bukit Duri
Ustadz Muhammad Ba’bud Lawang
Kyai Syarwani Abdan Datuk Kalampayan Bangil
Kyai Hamid Pasuruan
Habib Ali bin Ja’far Batu Pahat
Habib Abdullah Bilfaqih
Habib Anis Solo
Tuan Guru Zaini Ghani Martapura
Habib Husein bin Abubakar al-Aydrus, Luar Batang, Jakarta
 Habib Ahmad bin Abdullah bin Thalib al-Attas, Pekalongan
 Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas, Empang, Bogor
 Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi, Surabaya
 Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdhor, Bondowoso
 Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf, Gresik
 Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi, Kwitang, Jakarta
 Habib Alwi bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, Bogor
 Habib Husein bin Muhammad bin Thohir al-Haddad, Jombang
 Habib Jakfar bin Syaikhan Assegaf, Pasuruan
 Habib Ali bin Husein al-Attas, Jakarta
 Habib Idrus bin Salim al-Jufri, Sulawesi Tengah
 Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih, Darul Hadis, Malang
 Habib Muhammad bin Husein al-Aydrus, Surabaya
 Habib Salim bin Ahmad bin Jindan, Jakarta
 Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid, Tanggul, Jember
 Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki al-Hasani, Mekah, Saudi Arabia

Selasa, 07 Agustus 2012

NAMA UNTUK ANAK LAKI-LAKI


NAMA UNTUK ANAK LAKI-LAKI


Nizarul arifin
Ibhan Faruq Zidqi
rohmatullah alex = rahmat Allah atasmu
khuwairizmi
harzaqil.... nama nabi di bani isroil
MUHAMMAD MAHER SHIDIQ
danial = nama nabi
Achmad zainuddine
Salman al farisi
YASED WILLIANDA
Daniel Robithul Huda
muhammad hudalil mutaqin
Muhammad Hasyim Musthofa
muhammad abdul fattahul jannah
M.faqih andrianata el zindan

Rabu, 11 Juli 2012

Habib Lutfi: Amalan Bertemu Nabi Khidir

Tanya Jawab dengan Habib Lutfi,- Al Kisah


Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya senang dapat berkonsultasi. Saya mohon penjelasan tentang beberapa hal.
Pertama, benarkah ada wirid dan amalan agar dapat bertemu dengan Nabi Khidhir dan Wali Sanga? Jika benar, apa wirid dan amalan tersebut? Kedua, ada beberapa orang yang katanya dapat bertemu dengan Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga. Benarkah yang mereka temui untuk berkonsultasi itu adalah Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga?
Ketiga, bolehkah penganut tarekat belajar menjadi paranormal? Samakah paranormal dengan Kahin yang disebutkan dalam Hadist Rasulullah (saw)?
Keempat, bolehkah seseorang berbaiat kepada dua orang mursyid sekaligus, misalkan Qadiriyyah wa Naqsabandiyyah dan Sadziliyah? Demikian pertanyaan kami. Atas penjelasannya, kami haturkan terima kasih. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ahmad Taufiq S.

Jawaban: